Tuhan, perkenankanlah bila
Putihnya sayangku
Murninya uluran tanganku
Tulusnya persahabatanku
Hanya karena-Mu
Dia ibaratkan bidadari kecil yang bawa aku ke nirwana baladewa disaat jiwaku gersang
Aura yang dia punya mampu membangkitkan sejuta arwah pujangga yang terpendam di bagian terdalam otakku ini
Tanpa kusadari dia membaur intim dalam karya-karyaku belakangan ini
Bahkan dia sumber inspirasiku dalan tarian penaku
Kata demi kata semakin lama semakin meliar & membabibuta
Aku sadar…..dia adalah prajurit dari kaca
Sedangkan aku…..
Aku adalah sebuah bintang yang berkelap kelip dari tempat dia berpijak
Semakin dekat jarak menuju aku, akan semakin nampak kalau aku tak lebih dari batuan kelam yang tak berharga
Akankah prajurit kaca bertahan denganku? Tentu tidak karena aku akan membuatnya pecah berkeping-keping
Sehingga bila hari ini kulihat gerah di matanya, itu lumrah
Jika dia diamkan aku, acuhkan aku atau bahkan campakkan aku itu pantas untuknya
Lembaran lukaku kembali terkuak
Saat sesekali dia hampaskan aku pada silamku
Yang dengan mengingatnya……
Butiran-butiran luka yang membeku, mencair jadi air mata ketenangan dan ketentraman menjelma jadi gelisah dan jerit kengerian
Hatiku tersayat
Jiwaku tercabik
Harga diriku tertampar
Ketika aku merasa, aku tak lebih dari badut penjaga tawa
Aku hancur luluh, lemah lunglai dalam pelukan duka yang dihadiahkannya di kota tempat ku mecari seberkah ilmu
Dengan membawa jiwa dan pikiran, ku sujudkan seluruh sel dalam tubuhku seraya ucapkan syukur karena kau perkenankan aku tuk melihat Mu lewat ke Maha Besa-an Cipta Mu yang satu ini
3 Jun 2009
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar